Jumat, 04 Juli 2014

Untuk Nenek



Aku yang terlahir tak sempurna.
Begitu lemah diriku tak berdaya.
Menangispun aku tak bisa.
Yang aku rasa hanyalah sesak di dada.

Sampai sebuah keajaiban datang.
Nenek menimang-nimang.
Seorang bayi mungil dan cantik.
Bayi itu adalah diriku.

Lembut belai keriput tangannya.
Sungguh manis senyum di rautnya.
Ciuman kasih sayang tulusnya.
Memberikan energi sebuah keidupan.

Tawa ceria, tingkah genitnya.
Nenek begitu berharga.
Saat aku kehilangannya.
Semua tawa itu hilang.

Perlahan aku terpuruk.
Aku kembali melemah, ambruk.
Tapi aku ingat nasehat nenek.
Aku cucunya yang hebat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar